Profil

Rabu, 17 Oktober 2012

DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI


1.  DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
Pengertian Epidemiologi, berasal dari bahasa Yunani;
Epi                  : pada / tentang
Demos           : penduduk
Logos             : ilmu

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari kejadian penyakit yang menimpa sekelompok penduduk
Definisi lain :
·               Ilmu pengetahuan yang mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang mentukan terjadinya penyakit pada manusia.
·               Adalah suatu disiplin yang berhubungan dengan masalah kesehatan, panyakit atau kecelakaan di masyarakat atau sekelompok manusia (R.D.T Farmer dan D.L. Miller)
·               Pengetahuan tentang distribusi dan penyebab-penyebab penyakit serta kecelakaan di masyarakat (Mauser/Bahn)
·               Pengetahuan tentang terjadinya dan distribusi keadaan sehat dan sakit serta perubahan pendduduk, juga sebab dan akibatnya di masyarakat/population group (Abdol R. Omran)
·               Pengetahuan tentang faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit di masyarakat (Fox / Hall / Elve Back)
·               Regional Committe Metting Who ke 42 di Bandung :

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan.

Dari batasan-batasan tersebut dalam pengertian epidemiologi terdapat 3 hal pokok :
1.        Frekuensi Masalah Kesehatan.
·               Menunjuk pada besarnya masalah kesehatan
·               Diketahui dengan melakukan penemuan masalah kesehatan dan kemudian dilanjutkan dengan pengukuran masalah kesehatan tersebut.
2.        Penyebaran Masalah Kesehatan
·               Menunjuk pada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu.
·               Keadaan tertentu dalam epidemiologi dibedakan atas 3 macam, yaitu menurut ciri-ciri manusia (MAN), menurut tempat (Place) dan menurut waktu (Time)
3.        Faktor-faktor yang mempengaruhi :
·               Menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Ada tiga langkah pokok :
1)        Merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud
2)        Melakukan pengujian hipotesa
3)        Menarik kesimpulan pengujian
·               Dengan diketahui penyebab masalah kesehatan dapat disusun langkah-langkah penanggulangan masalah kesehatan tersebut.

Perbedaan antara Clinical dan Community Oriented

Spesifikasi
Clinical Oriented
Community Oriented
1.      Populasi
·      Individu-individu
·      Masyarakat
2.      Tempat
·      Rumah Sakit, Puskesmas, Tempat Praktek
·      Dusun, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara
3.      Alat
·      Peralatan kedokteran,
·      Physical Diagnosa
·      Biostatistik
·      Epidemiologi
4.      Cara Diagnosa
·      Anamnesa, gejala atau tanda penyakit
·      Laboratorium
·      Pengumpulan Data :
-     Distribusi frekuensi penyakit
-     Vital statistik IMR, CBR, CDR, MMR
-     Incidence, Prevalence Attack Rate
-     Screening Test
5.      Cara Terapi
·     Medikamentosa
·     Perawatan Rumah Sakit
·     Radiologi
·     Dll.
·     Imunisasi
·     H.E.
·     Kontrol Penyakit menular
·     Sanitasi lingkungan
·     Dan lain-lain

Istilah-istilah untuk menggambarkan besar luasnya kejadian penyakit :
Endemi                               :  Suatu penyakit tertentu selalu saja ditemukan dalam suatu wilayah tertentu atau prevalensi suatu penyekit tertentu dalam suatu wilayah tertentu masih dalam batas normal
Epidemi / wabah              :  Jika suatu penyakit tertentu timbul dalam suatu wilayah tertentu dimana dampaknya terhadap masyarakat sangat jelas yaitu jumlah kasus yang timbul melebihi batas ambang normal penyakit tersebut.

Jumlah kasus/penderita disebut wabah tergantung :
·   Macam penyebab
·   Jumlah penduduk terpapar
·   Pernah / tidak pernah
·   Terpapar terhadap penyebab
·   Waktu
·   Tempat terjadinya

Ø   Penyakit menular                :     Misalnya kolera, campak ® Perbedaan jumlah penduduk waktu ada wabah atau tidak ada wabah jelas.
Ø   Penyakit Tidak Menular      :     Misalnya penyakit jantung koroner di Amerika Serikat dimana ð mengalami risiko mati = seperti pada wabah penyakit menular.  ® Berjalan perlahan, orang tidak sadar.
Ø   Wabah terjadinya cepat, muncul tidak seperti biasanya ® berlalu dengan tanpa disadari
Misalnya London Fog 1952 mengakibatkan > 4000 kematian
(dari membandingkan jumlah kematian sebelum dan sesudah )
Ø   Waktu dan tempat : untuk mengetahui bahwa suatu penyakit dalam keadaan wabah / tidak bandingkan jumlahnya :
-                Di daerah sama waktu berbeda
-                Dengan daerah lain waktu sama
Ø   Jumlah penduduk dalam suatu kelompok masyarakat sedikit, sedangkan jumlah penduduk di sekitarnya banyak penting dipakai untuk menentukan sebab-sebab wabah
Contoh : penyelidikan penyakit kolera oleh Dr. John Snow (1849)
Ø   Pada penyakit menahun / chronic yang naik turunnya dalam waktu lama sulit untuk menentukan dalam keadaan wabah atau tidak.
 

Pandemi                         :     jika wabah suatu penyakit tertentu menyerang banyak negara atau benua sehingga sebagian besar dunia terkena.

Senin, 01 Oktober 2012

VARIABEL EPIDEMIOLOGI WAKTU & LINGKUNGAN


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang
Dalam studi epidemiologi, ada dua kegiatan pokok dan terpisah yang harus dilakukan. Pertama adalah studi terhadap jumlah dan distribusi penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan, dan kematian dalam populasi. Untuk melakukan studi ini, ahli epidemiologi harus mengkaji semua aspek waktu, tempat dan orang. Pengkajian rinci terhadap setiap elemen tersebut dilakukan dan dianalisis dalam studi epidemiologi. Beberapa ahli epidemiologi menyebut hal itu sebagai epidemiologi deskriptif. Kegiatan epidemiologi kedua sering dikatakan sebagai epidemiologi analitik. Ahli epidemiologi juga harus menjawab pertanyaan kapan, dimana, dan siapa dalam semua investigasi.
Pertanyaan kapan dijawab melalui investigasi dan penelitian terhadap semua aspek elemen waktu yang berhubungan dengan penyebab, kejadian luar biasa (KLB), penyebaran, distribusi, dan perjalanan penyakit serta kondisi. Selain itu, pengaruh dan interaksi diantara waktu dan tempat dari penyebab penyakit, KLB, penyebaran, dan distribusi juga perlu dikaji. Studi terhadap tempat kejadian sangat penting sama seperti studi terhadap fase atau aspek lain dalam investigasi epidemiologi. Aspek siapa dipengaruhi oleh penyebaran, distribusi, dan perjalanan penyakit serta kondisi dan selalu diteliti secara mendalam bergantung pada banyaknya kerusakan yang ditimbulkan penyakit tersebut pada kehidupan dan penderitaan manusia. Berbagai aspek dari manusia harus diperhitungkan, dianalisin, dan diselidiki. Manusia memiliki berbagai pola perilaku, berbagai keyakinan, dan dapat dipengaruhi oleh tradisi, budaya, dan harapan sosial sampai ke suatu tingkat yang dapat menyebabkan kematian (yang sebenarnya tidak perlu terjadi), menyebabkan penyebaran penyakit, dan meningkatkan kondisi dan kegiatan yang tidak sehat dalam keluarga, kelompok, dan populasi. Rentang pengalaman dan pajanan lingkungan yang didapat seseorang sepanjang hidupnya sangatlah luas dan beragam sehingga menghasilkan status kesehatan yang berbeda juga pada setiap orang atau kelompok populasi.
Dalam makalah ini kami akan menyajikan variabel epidemiologi mengenai waktu dan lingkungan.
1.2.            Rumusan masalah
  1. Pengaruh variable waktu terhadap insiden penyakit
  2. Pengertian dari penklasteran waktu !
  3. Pengaruh variable tempat terhadap penyebaran penyakit
1.3.            Maksud & Tujuan
  1. Supaya mengetahui tentang pengaruh variable waktu terhadap insiden penyakit.
  2. Untuk mengetahui pengertian dari penklasteran waktu.
  3. Untuk mengetahui dan memahami pengaruh varibel tempat terhadap penyebaran penyakit.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1.            Variabel Waktu
Dasar setiap ilmu epidemiologi adalah pengkajian dan analisis terhadap waktu dan pengaruhnya pada kejadian penyakit, ketidakmampuan, dan kondisi. Aspek waktu dalam investigasi epidemiologi berkisaran mulai dari jam, minggu, bulan, tahun, sampai dekade. Masa inkubasi yang singkat dari suatu penyakit misalnya hanya beberapa jam, bagi ahli epidemiologi akan sama pentingnya dengan studi longitudinal yang berjangka waktu dua sampai tiga dekade. Istilah lain yang terkadang digunakan untuk mendriskipsikan faktor waktu dalam epidemiologi adalah temporal, yang berarti waktu atau mengacu pada isu atau elemen yang berkaitan dengan waktu.
Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk mengetahui hubungan antara waktu dan insidensi penyakit atau fenomena lain, misalnya penyebaran penyakit saluran pernafasan terjadi pada waktu malam hari karena terjadinya perubahan kelembapan udara atau kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu malam hari. Ada empat faktor waktu yang digunakan dalam pengkajian peristiwa epidemiologi. Waktu konteks kejadian luar biasa penyakit dianggap bersifat jangka panjang atau jangka pendek. Untuk membantu dalam studi dan memahami variasi yang berkaitan dengan penyakit, ada empat konfigurasi atau elemen waktu yang digunakan. Keempat konfigurasi tersebut anatara lain trend sekular, trend jangka pendek, trend siklus, dan trend musiman.
 Fluktuasi insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari:
1.      Kecenderungan sekuler ( secular trend)
ialah terjadinya perubahan penyakit atau kejadian luar biasa dalam waktu yang lama. Lamanya waktu dapat bertahun-tahun sampai beberapa dasawarsa. Kecenderungan sekuler dapat terjadi pada penyakit menular maupun penyakit infeksi non menular. Misalnya, terjadi pergeseran pola penyakit menular ke penyakit yang tidak menular yang terjadi di Negara maju pada beberapa dasawarsa terakhir.
Pengetahuan tentang perubahan tersebut dapat digunakan dalam penilaian keberhasilan upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit. Kecenderungan sekuler juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada mortalitas. Dalam pembelajari kecenderungan sekuler tentang mortalitas, harus dikatkan dengan sejauh mana perubahan pada insidensi dan sejauh mana perubahan tersebut menggambarkan kelangsungan hidup penderita.
Angka kematian akan sejalan dengan angka insidensi (incidence rate) pada penyakit yang fatal dan bila kematian terjadi tidak lama setelah diagnosis, misalnya karsinoma paru-paru, karena memenuhi kriteria diatas.
2.      Variasi siklik
ialah terulangnya kejadian penyakit setelah beberapa tahun, tergantung dari jenis penyakitnya, misalnya epidemi campak biasanya berulang setelah dua-tiga tahun kemudian. Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit menular karena penyakit non-infeksi tidak mempunyai variasi siklik.
Salah penyakit yang siklusnya singkat adalah chickenpox (varisela). Karena chickenpox dikaji sepanjang waktu variasi siklus utama tampak jelas secara tahunan. Siklus chickenpox juga bersifat musiman. Chickenpox merupakan salah satu  penyakit yang harus dilaporkan kejadiannya dan penelusurannya lebih mudah dan lebih akurat daripada penyakit lain.
3.      Variasi musim
ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi dan prevalensi penyakit yang terjadi dalam satu tahun. Dalam mempelajari morbiditas dan mortalitas, variasi musim merupakan salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit tidak sesuai dengan perubahan musim dan berulang tiap tahun.
Variasi musim sangat penting dalam menganalisis dan epidemiologis tentang kejadian luar biasa untuk menentukan peningkatan insidensi suatu penyakit yang mengakibatkan variasi musim atau memang terjadinya epidemi. Bila adanya variasi musim tidak diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang salah tentang timbulnya kejadian luar biasa.
Di samping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga dibutuhkan pada penelitian epidemiologis karena penelitian yang dilakukan pada musim yang berbeda akan menghasilkan frekuensi distribusi penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit yang mempunyai variasi musim antara lain: diare, influensa, dan tifus audominalis.
Beberapa ahli epidemiologi memasukkan variasi musim ke dalam variasi siklik karena terjadinya berulang, tetapi di sini dipisahkan karena pada variasi musim, terulangnya perubahan insidensi penyakit dalam waktu yang pendek sesuai dengan perubahan musim, sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insidensi penyakit terjadi lebih lama yaitu suatu penyakit dapat terulang satu atau dua tahun sekali.
4.      Variasi random
Variasi random dapat diartikan sebagai terjadinya epidemi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, misalnya epidemi yang terjadi karena adanya bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.

2.2.            PENKLASTERAN WAKTU
Pengelompokan kejadian berdasarkan waktu, adalah jika suatu kelompok kasus atau penyakit yang terjadi disatukan dan urutanya dekat serta pola penyebarannya saling berkaitan. Pengelompokan penyakit tidak hanya didasarkan pada pola atau penyebaran yang berkaitan dengan waktu, tetapi juga pada tempat atau wilayah geografis yang terbatas. Dengan demikian, baik variabel waktu, maupun tempat, hubungan, dan permasalahan harus dianalisis dan diurutkan. Istilah dalam epidemiologi yang dipakai secara bergantian dengan pengklasteran waktu adalah klaster tempat/waktu dan klaster penyakit
Analisis klaster merupakan metode perancangan dan analisis epidemiologi yang menggunakan metode statistik yang tepat untuk mengelompokkan variable atau observasi epidemiologi kedalam sub-sub kelompok populasi studi yang saling berkaitan erat.
2.3.            Variabel Tempat
Hal yang sangat berguna bagi ahli epidemiologi adalah penempatan penyakit, kondisi, kesakitan, dan pengklasterannya pada peta serta penggunaan perangkat terkait lainnya untuk menempatkan berbagai kasus penyakit. Peta dan perangkat pengkajian pengklasteran sangat berguna, terutama selama berlangsungnya kejadian luar biasa, khususnya jika penyakit tersebut memberikan konsekuensi besar bagi penduduk, mempengaruhi populasi yang besar dan secara geografis menyebar luas. Saat mempertimbangkan tempat, lokasi sumber penyakit secara geografis sekaligus reserfoir dari organisme juga harus dipertimbangkan dalam analisis.
Sudah lama diketahui adanya variasi dalam frekuensi penyakit antara satu tempat dengan tempat lain. Pengetahuan tentang distribusi penyakit menurut tempat sangat berguna untuk mengetahui :
1.      Besar dan jenis masalah kesehatan pada suatu daerah
2.      Hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di suatu daerah (perencanaan program)
3.      Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan dengan membandingkan hal khusus yang ada atau tidak pada suatu daerah seperti : keadaan geografis, keadaan penduduk dan keadaan pelayanan kesehatan.
Penyebaran masalah kesehatan (penyakit ) menurut tempat :
1.      Penyebaran satu wilayah (setempat/lokal)
Pembuatan peta menunjukkan penyebaran kasus penyakit berbentuk spot map (peta) merupakan salah satu prosedur epidemiologis seperti yang dilakukan John Snow di London dalam menganalisis wabah kolera. Penggunaan spot map terutama untuk memberikan gambaran penyebaran kejadian penyakit dalam wilayah tertentu terutama wabah. Selain itu digunakan untuk menggambarkan penyebaran fasilitas kesehatan, sarana kesehatan yang tersedia, tingkat imunitas penduduk, gambaran sasaran dan hasil kegiatan program kesehatan serta gambaran penyakit menurut daerah kerja. Sejauh ini, gambaran kejadian dan penyebaran penyakit dilakukan melalui sistem komputerisasi yang dikenal dengan Geografic Information System (GIS).
2.      Beberapa wilayah
3.      Satu negara (nasional)
Perbandingannya didasarkan pada pembagian wilayah administratif dimana laporan kejadian kematian dan penyakit berasal dari populasi wilayah tersebut, maka semakin kecil wilayah tersebut semakin baik hasil analisis yang dapat menggambarkan peta wilayah yang tinggi dan rendah dengan ketentuan jumlah penduduk tiap wilayah cukup besar untuk memberikan rate yang dipercaya.
Kadang variasi rate penyakit tertentu antar wilayah bukan dipengaruhi oleh faktor uang melainkan perbedaan sifat atau pekerjaan populasi daerah tersebut. Untuk penyakit infeksi biasanya dilakukan penelitian terhadap bukti adanya kejadian infeksi, survei serologi, survei VCR, survei pembesaran limfa, dsb.
4.      Beberapa negara (regional)
5.      Banyak negara (internasional)
Perbandingan kejadian penyakit status kesehatan penduduk secara internasional didasarkan pada nilai rate atau semacamnya. Untuk itu, data yang berkaitan dengan penyebab kematian dan keadaan penyakit di sebagian besar negara telah dikumpulkan dan diterbitkan secara berkala oleh WHO. Dalam hal sistem pelaporan dianjurkan menggunakan buku klasifikasi penyakit internasional yang diterbitkan oleh badan tersebut.
Untuk berbagai macam penyakit menular disebabkan oleh parasit atau bakteri sering dijumpai mewabah dibeberapa daerah tapi tidak ditemukan di daerah lain. Keadaan ini dapat segera diketahui melalui data klinis dan data statistik. Contoh yang telah dialami oleh berbagai negara dewasa ini adalah menyebarnya wabah HIV/AIDS keseluruh dunia.
Untuk penyakit non-infeksi penyebabnya tidak sejelas penyakit infeksi dan tingkat resikonya dipengaruhi oleh berbagai faktor, perbedaan insiden secara international bila dilihat dari sudut epidemiologis karena perbedaan itu merupakan ciri khusus gambaran epidemiologi suatu penyakit.
Berdasarkan perbedaan rate penyakit tertentu antar negara maka berbagai penyakit dapat digolongkan tinggi pada negara tertentu sedangkan kelompok negara lain mempunyai rate yang sedang atau rendah.
Keterangan tempat dapat bersifat:
1.      Keadaan geografi seperti pegunungan, pantai, dataran rendah, dsb.
2.      Batas administratif / politik seperti batas negara, provinsi, kabupaten, dst.
Peranan karakteristik faktor tempat dalam studi epidemiologi erat hubungannya dengan lokasi  fisik seperti sifat geologi dan keadaan tanah, keadaan iklim setempat yang erat hubungannya dengan tropis, subtropis, dan daerah beriklim dingin. Selain itu faktor tempat dapat pula dipengaruhi oleh sifat flora dan fauna setempat, kepadatan penduduk, dan kepadatan rumah tangga, jenis faktor penyebab serta jenis vektor penyakit setempat.
Faktor tempat erat hubungannya dengan kebiasaan hidup dan adat kebiasaan penduduk setempat, keadaan perkembangan maupun sistem ekonomi penduduk, keadaan sistem pelayanan kesehatan dan fasilitasnya serta berbagai hal yang berhubungan dengan faktor lingkungan baik (fisik, biologi, sosial).

Kriteria karakteristik faktor tempat:
1.      Frekuensi penderita yang tinggi tampak pada semua kelompok penduduk yang mendiami daerah tersebut.
2.      Frekuensi yang tinggi tidak ditemukan pada suhu yang sama yang tinggal di daerah lain.
3.      Orang sehat yang pindah ke tempat itu menjadi sakit dengan frekuensi yang sama dengan penduduk asli.
4.      Penduduk yang meninggalkan daerah tsb tidak menunjukkan frekuensi penyakit yang tinggi.
5.      Selain manusia, hewan yang tinggal di daerah tersebut menunjukkan gejala yang sama.
Faktor tempat dan pengaruh lingkungan meliputi:
1.      Lingkungan biologis.
Ciri iklim dan ekologi menentukan jenis flora dan fauna sehingga mempengaruhi pola penyakit melalui suhu, kelembapan, dan kondisi lain sesuai hidup dan pertahanan parasit.
Lingkungan biologis diartikan sebagi beradanya sumber penyebab, reservoir binatang sebagai pejamu atau vektor penyakit. Juga tersedianya bahan makanan hewani dan nabati dalam mempertahankan status gizi dan derajat kesehatan.  Lingkungan biologis ikut mempengaruhi kebiasaan makan dan pola makanan setempat dan mempengaruhi status gizi penduduk.
2.      Lingkungan kimiawi dan lingkungan fisik
Ada 2 jenis bahan kimia utama yang selalu terdapat dalam suatu tempat yaitu air dan udara. Air dengan berbagai kandungan kimia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit setempat seperti kandungan mineral. Jika kekurangan maka akan menimbulkan gangguan kesehatan tertentu misalnya kekurangan zat yodium dapat menimbulkan penyakit gondok dsb.
Lingkungan fisik yang berpengaruh terutama perbedaan suhu udara dan tingkat ketinggian tempat yang mempengaruhi tekanan oksigen setempat.
3.      Lingkungan Sosial
Kemajuan kehidupan sosial yang tercermin dalam lingkungan sosial merupakan faktor penentu utama terhadap lingkungan biologis, kimiawi, fisik sehingga menimbulkan pemaparan terhadap penduduk. Adanya reservoir serta vektor yang menyebarkan penyakit dan pencemaran pada udara dan air. Sifat kehidupan sosial dan masyarakat pada suatu daerah dapat mempengaruhi aspek kehidupan yang berhubungan dengan status kesehatan dan pola penyakit.
Batas politik, terutama batas antar Negara, menciptakan suatu wilayah yang menentukan terjadi atau tidaknya kondisi, penyakit, dan gangguan tertentu. Suatu Negara belum berkembang mungkin bertetangga dengan Negara maju dan hanya dalam jarak beberapa mil, kumpulan penyakit yang berbeda dapat terjadi.
Berikut lima karakteristik yang  terasa janggal pada tempat yang tengah dikaji oleh ahli epidemiologi dan merupakan kriteria geografis yang harus dipertimbangkan jika mencari hubungan antara tempat dan    penyakit :
1.      Angka frekuensi penyakit yang tinggi dapat dilihat pada semua kelompok etnik yang mendiami suatu wilayah.
2.      Angka frekuensi penyakit yang  tinggi tidak tampak pada orang-orang dalam kelompok serupa yang mendiami wilayah lain.
3.      Orang sehat yang masuk ke wilayah tersebut menjadi sakit dengan frekuensi yang serupa dengan penduduk asli.
4.      Penduduk yang pindah tidak menunjukkan angka penyakit yang sama tingginya dengan penduduk yang tetap tinggal di wilayah tersebut.
5.      Spesies selain manusia yang mendiami wilayah yang sama memperlihatkan tingkat investasi yang serupa dengan manusia ( dalam hal penyakit zoonotic ).
o   Tempat dan Lingkungan ekologi
Karakter topografi, iklim, dan ekologi memiliki pengaruh yang sangat besar pada aspek tempat dalam keberadaan dan penyebaran penyakit. Suhu, curah hujan, angin, air, kelembaban, dingin, panas, lama (jam) matahari bersinar dan kondisi lain mempengaruhi kemampuan patogen, khususnya bakteri, jamur, dan parasit, untuk bertahan di lingkungan. Aspek ekologis dari lingkungan mempengaruhi kemampuan patogen untuk bertumbuh kembang dan disebarkan. Ada berbagai aspek ekosistem yang mencakup vektor, media, reservoir dan penjamu pada beberapa jenis penyakit menular. Sampah daun, binatang, dan serangga yang menularkan penyakit, semuanya merupakan bagian dari lingkungan ekologi suatu tempat dan penyakit.
o   Lingkungan fisik dan tempat
Air dan udara adalah dua komponen penting dalam lingkungan fisik yang esensial untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain di muka bumi. Mutu air minum dan udara beragam dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Susunan zat kimia yang banyak sumber air mineralnya.
o   Lingkungan sosial dan kebudayaan serta tempat
Cara masyarakat atau kelompok populasi menggunakan makanan, air, zat kimia, dan cara mereka mempraktikkan sanitasi, higiene, kesehatan perorangan memiliki pengaruh yang sangat besar pada status kesehatan populasi. Kekuatan lain yang dapat mempengaruhi suatu kesehatan, seperti kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan, tradisi, interaksi sosial, dan kebudayaan, juga dapat mempengaruhi perkembangan dan penyebaran penyakit.
Interaksi sosial dan alat budaya telah lama dikaji baik dalam masyarakat tradiscional maupun modern yang mungkin berkaitan dengan kejadian penyakit, ketidakmampuan, dan kematian. Gereja traditional dan piknik sekolah yang seadanya telah lama diketahui berhubungan dengan epidemi keracunan makanan akibat stafilokokus, salmonela, atau demam tifoid. Aktivitas seksual dengan banyak pasangan sering berdampak dalam penyebaran penyakit menular seksual (PMS), termasuk AIDS.
Masyarakat dari ras, etnik, dan kebudayaan yang sama, khususnya kelompok minoritas, cenderung berhasrat untuk tinggal saling berdekatan satu sama lain. Penumpukan ras dan kelompok etnik juga berpengaruh terhadap tipe dan jumlah penyakit yang ditemukan di satu tempat. Sayangnya, penumpukan ras disuatu wilayah justru menimbulkan kemiskinan bagi mereka akibat status ekonomi rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kurangnya keterampilan kerja. Dengan demikian, beberapa penyakit yang teridentifikasi berdasarkan tempat dipengaruhi oleh kondisi masyarakat diatas. Fenomena itu, walaupun lazim dilihat di pusat-pusat kota dan di kampung pendatang (migran), tidak terjadi hanya di Amerika serikat. Kamp-kamp pengungsi akibat migrasi dan perang, bario (kota berpenduduk keturunan spanyol), dan wilayah penuh tenda tempat berkumpulnya masyarakat miskin dan tunawisma merupakan tempat bersarangnya penyakit dan seringkali menjadi lokasi epidemi parah.




BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan

Dasar setiap ilmu epidemiologi adalah pengkajian dan analisis terhadap waktu dan pengaruhnya pada kejadian penyakit, ketidakmampuan, dan kondisi.
Fluktuasi insidensi penyakit yang diketahui terdiri dari:
1.      Kecenderungan sekuler ( secular trend)
2.      Variasi siklik
3.      Variasi musim
4.      Variasi random
Penklasteran waktu (pengelompokan kejadian berdasarkan waktu) adalah jika suatu kelompok kasus atau penyakit yang terjadi disatukan dan urutanya dekat serta pola penyebarannya saling berkaitan.












DAFTAR PUSTAKA

Budiarto,eko dan Dewi anggraeni.2003.pengantar epidemiologi edisi 2.jakarta:buku kedokteran EGC.
Nasry Noor, Nur. 2008. Epidemiologi.Jakarta:Rineka Cipta
Syahrul,Fariani dan Choirul Hidayah,Atik.2007.Bahan Ajar Dasar Epidemiologi.Surabaya:FKM UNAIR
Timmreck,Thomas.2005.Epidemiologi.Jakarta:Buku Kedokteran EGC